Sekarang sudah pukul 03:46 pagi,kejadian beberapa saat yang lalu seperti tidak mau berhenti mengempur isi kepala saya dan terus berputar tak mau pergi.ini menyangkut banyak hal tentang perasaan yang sangat halus.
Benar saya sangat resah dengan ini,saya butuh seseorang untuk bicara.berbagai cara saya lakukan untuk segera keluar dari kondisi seperti ini,namun itu semua nihil.
Saya akui saya begitu tampak sok teguh dari luar,namun itu salah,saya bukan seperti itu.saya tetaplah seperti tissue kering yang mudah di robek-robek.
mungkin tak banyak yang tau kejadian beberapa saat yang lalu,tapi itu benar-benar kejadian yang paling memalukan.
Ini masalah emosi,amarah yang meluap-luap dan tak dapat saya kendalikan sedikit pun sehingga saya tak dapat lagi berfikir jernih di saat menghadapi orang yang begitu saya jaga hubungan baik dengan dia,yang tak lain adalah seorang wanita yang menjadi kekasih saya.
Kata-kata kotor itu keluar seperti tinja yang menghujam di depan hidungnya,seketika itu pula air mata tertetes tak disengaja.entah itu karena kaleng bir di samping saya atau karena begitu hinanya perkataan saya.
Saya ingat betul tetesan-tetesan nurani itu,mengalir pelan di wajahnya,dan hal itu langsung membalikkan keadaan menjadi seratus delapan puluh derajat.
Seketika itu ia keluar dengan penuh amarah yang tak terkendali,sepertinya amarah yang saya punya itu pergi melayang ke dalam tubuhnya dan tak menyisakan sedikit pun bagi saya.
berulang kali saya menghalaunya untuk berbicara secara baik-baik namun dia tidak sedikitpun merisaukannya.
Saya kalap,saya tidak tahu harus berbuat apa dan dia pun berlalu dengan cepat.
Satu usaha dengan seribu satu pengharapan untuk mengejar mati dia saya lakukan,saya yakin kecil kemungkinan untuk berhasil tapi tak ada lagi yang bisa saya lakukan untuk menebus rasa bersalah saya.
Saat itu sekitar pukul 22:00 dan saya membumi-ratakan semua kendaraan yang berada di jalan raya maupun lampu merah,karena hanya satu yang ada dalam benak saya yaitu bertemu dengan dia.saya memilih untuk menunggu di sekitar kediamannya dan menghubunginya agar keluar rumah untuk menemui saya sejenak.tapi itu tidak di sambut sedikit pun olehnya.
Beberapa saat berlalu saya juga tak mendapatkan balasan dari semuanya.
Malam sudah larut dan tidak baik orang asing menunggu di depan rumah orang lain dan di daerah orang lain juga,mungkin akan ada respon negatif dari masyarakat sekitar dan untuk menghindari itu saya memilih untuk pulang kerumah.
Benar kata orang banyak,dunia seakan runtuh ketika cinta sedang di goyah,dan perasaan itu terus berkelebatan seiring dengan laju sepeda motor saya.
Saya tiba di rumah,saya mencoba menenangkan diri dari semua dengan cara duduk dan menyantap makan malam.di saat itu juga handphone saya berdering menunjukkan ada pesan yang masuk.
setelah dunia seakan runtuh,kali ini dunia seakan berhenti berputar,sepertinya ada seseorang yang menekan tombol pause.dia membuat pernyataan sepihak untuk mengakhiri hubungan ini.
Saya memohon untuk itu,pesan-pesan terkirim semua berisi penyesalan yang tak ada habisnya.saya tak peduli lagi tentang harga diri saya.dengan penyesalan saya mengemis kata maaf itu.
seperti musim kering melanda,segala upaya itu tak pernah menghasilkan buah.
Saya seperti menyusun lembar kartu satu persatu menjadi pondasi seperti piramid tapi karena kecerobohan saya,saya batuk tepat di depannya sehingga pondasi itu runtuh.kartu joker itu tampak tersenyum girang melihat kebodohan saya,saya menyusun kembali kartu-kartu itu sehingga membentuk pondasi yang sudah setengah jalan tadinya namun,ruangan itu sudah berangin dan entah darimana angin itu datangnya,tidak memungkinkan untuk menyusun kembali kartu-kartu itu.tetapi saya akan tetap menunggu hingga angin itu berhenti dan mulai menyusunnya kembali,saya janji untuk itu.
Untuk seseorang yang saya maksud dalam tulisan ini,
"saya rela tampak berlebihan untuk mengungkapkannya di tempat yang memungkinkan untuk dilihat orang banyak tapi yakinlah,saya bukan orang yang seperti kamu kira,saya hanya tidak terkendali sesaat,saya tahu tidak mudah untuk mengendalikan api amarah bagi orang seperti saya dan satu hal yang terpenting,saya masih berharap banyak kepada kamu."