Saya bangga melihat pengakuan UNESCO yang menyatakan angklung sebagai The representative List of intangible Cultural Heritage of Humanity.Rekor Dunia dengan konser angklung yang di selenggarakan di Washington DC,AS dengan lima ribu lebih peserta dan Masyarakat Indonesia pun sendiri pernah bersikeras mempertahankan angklung dari perebutan hak paten oleh negara tetangga.
Di media peristiwa peristiwa ini di geber poll.tetapi angklung bukan publik figur.angklung juga alat musik seperti halnyta rocker juga manusia.
Banyak memang pertunjukan-pertunjukan angklung yang kita bisa lihat di televisi.siapapun bisa memainkannya.terlebih lagi dengan masyarakat yang beraada di pulau jawa.Tetapi yang saya pertanyakan kenapa para penguasa industri musik Indonesia sendiri gak mau mengangkat musik dari angklung ini.kalau di lihat dari bobotnya mungkin penjualannya ga kalah fantastis.terlebih lagi warga non pribumi yang tertarik dengan angklung.tapi menurut saya mereka itu kemarok,apa yang di anggap populer itu juga lah yang dor-doran yang di produksi.
banyak juga memang yang berkualitas tetapi sebaliknya juga ga kalah.
Saya terkadang muak mendengar musik sendu dari band band melayu ,poprock yang terdengar seperti popcorn dan mereka juga lah yang kerap nyesak nyesakin iklan RBT.
Musiknya asal buat dan di muat,saya curiga buatnya pas lagi nyetor di jamban umum.saya juga gak ngerti harus bagaimana untuk nikmatin musiknya. apa saya harus berada di jamban juga?
Terlebih lagi waria-waria yang menyamar jadi pria cuma untuk menari dan bernyanyi atas nama boyband mereka.
Sejak kemunculan SM*SH (muda mudi di ajarin bodoh,masak tulisannya gini panggilannya SMASH,darimana ilmunya simbol * jadi huruf A) banyak sekali bermunculan grup pria-pria yang menyanyi dengan eksotisme serta sensualitas mereka.
Karena ulah orang-orang ini mungkin banyak penikmat musik di Indonesia beralih ke musik luar.
Coba ente perhatiin band ato boyband yang sering nampil di radio,TV dll masukin unsur angklung di musik mereka.gengsi dong ya!
padahal sound dari musik angklung itu unik.terlebih lagi ketika di mainkan beramai ramai. hampir imbang lah sama pertunjukan orkestra.cuma bedanya pertunjukan angklung alat musiknya cuma satu jenis.
Jadi korelasinya ama angklung kita yang di bangga-banggain dan di bela sampai mati ini apa?
Apa kita hanya tepuk tangan saat angklung bergetar di luar negri dan berkata "Saya bangga jadi orang Indonesia",tetapi setelah berada di Indonesia malah mencampakkan ke gudang dan membiarkan di lestarikan oleh kalangan pribumi lainnya.
Dimana peran mereka dalam mengangkat musik khas tanah air. apa memang harus mencontoh genre musik dari luar indonesia baru siap jual di dalam negri ini?
Saya sendiri yang berdomisili di Pematang Siantar kepingin juga goyangin angklung,tetapi apa boleh buat angklung itu jauh di mata dekat di hati.kalo aja angklung banyak beredar di daerah medan dan sekitarnya,mungkin saya akan coba belajar alat musik yang terbuat dari bambu itu. Disini sebenarnya banyak pohon bambu tetapi kegunaannya lah yang berbeda,antara lain sebagai sarang setan.jadi siapa yang berani goyang-goyangin bambunya?
Sejak kemunculan SM*SH (muda mudi di ajarin bodoh,masak tulisannya gini panggilannya SMASH,darimana ilmunya simbol * jadi huruf A) banyak sekali bermunculan grup pria-pria yang menyanyi dengan eksotisme serta sensualitas mereka.
Karena ulah orang-orang ini mungkin banyak penikmat musik di Indonesia beralih ke musik luar.
Coba ente perhatiin band ato boyband yang sering nampil di radio,TV dll masukin unsur angklung di musik mereka.gengsi dong ya!
padahal sound dari musik angklung itu unik.terlebih lagi ketika di mainkan beramai ramai. hampir imbang lah sama pertunjukan orkestra.cuma bedanya pertunjukan angklung alat musiknya cuma satu jenis.
Jadi korelasinya ama angklung kita yang di bangga-banggain dan di bela sampai mati ini apa?
Apa kita hanya tepuk tangan saat angklung bergetar di luar negri dan berkata "Saya bangga jadi orang Indonesia",tetapi setelah berada di Indonesia malah mencampakkan ke gudang dan membiarkan di lestarikan oleh kalangan pribumi lainnya.
Dimana peran mereka dalam mengangkat musik khas tanah air. apa memang harus mencontoh genre musik dari luar indonesia baru siap jual di dalam negri ini?
Saya sendiri yang berdomisili di Pematang Siantar kepingin juga goyangin angklung,tetapi apa boleh buat angklung itu jauh di mata dekat di hati.kalo aja angklung banyak beredar di daerah medan dan sekitarnya,mungkin saya akan coba belajar alat musik yang terbuat dari bambu itu. Disini sebenarnya banyak pohon bambu tetapi kegunaannya lah yang berbeda,antara lain sebagai sarang setan.jadi siapa yang berani goyang-goyangin bambunya?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar